Jumat, 07 Mei 2010

Rekayasa Perangkat Lunak

File dan Inventory File. Kedua data storage ini digunakan untuk menyimpan
data dari suatu proses. Data ini juga akan dibaca / diakses oleh proses yang
lain. Sebagai contoh data storage Inventory File berisi data hasil proses 3.0
(Update Inventory File). Data ini akan digunakan proses 4.0 (Produce
Management Reports) untuk membuat laporan yang akan disampaikan pada
Restaurant Manager.
DFD level berikutnya yaitu level 1, 2 dan seterusnya diperlukan apabila
level sebelumnya dirasa kurang detil. Sebagai contoh apabila DFD level 0
(Gambar 14.12) dirasa belum cukup detil menunjukkan arus data yang mengalir,
maka dapat dibuat detilnya pada DFD level 1. Bagian yang harus didetilkan
biasanya adalah proses. Detil pada level berikutnya, mungkin pada semua
proses atau hanya pada proses-proses tertentu saja. DFD pada level 0 maupun
level di bawahnya memiliki kesamaan aturan yang tersaji berikut pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.1. Aturan-aturan dalam DFD
Kelompok Aturan
Umum • input-input ke suatu process akan selalu berbeda dengan output-
outputnya
• obyek obyek (External Entity, Process, Data Storage, dan Data Flow)
yang ada pada suatu DFD selalu memiliki nama yang unik
External Entity • nama yang dipakai pada External Entity selalu menggunakan kata
benda
• data tidak boleh mengalir secara langsung dari External Entity yang
satu ke External Entity yang lain
Process • nama yang dipakai pada Process selalu menggunakan kata kerja
• tidak ada Process yang hanya menghasilkan output
• tidak ada Process yang hanya menerima input
Data Storage • nama yang dipakai pada Data Storage selalu menggunakan kata
benda
• data tidak boleh mengalir secara langsung dari Data Storage yang
satu ke Data Storage yang lain
• data tidak boleh mengalir secara langsung dari External Entity ke
Data Storage demikian juga sebaliknya.
Data Flow • nama yang dipakai pada Data Flow selalu menggunakan kata benda
• Data Flow di antara dua notasi hanya memiliki satu arah aliran
• Percabangan (fork) menunjukkan adanya data yang persis sama yang
mengalir dari suatu tempat ke dua atau lebih tempat yang lain
• Penggabungan (join) menunjukkan adanya data yang persis sama
yang mengalir dua atau lebih tempat menuju satu tempat yang lain
• Data Flow menuju Data Storage berarti terjadi update data
• Data Flow dari Data Storage berarti terjadi pembacaan / pengambilan
data

2.2.2. Disain
Disain perangkat lunak adalah tugas, tahapan atau aktivitas yang
difokuskan pada spesifikasi detil dari solusi berbasis computer (Whitten et al,
2004). 30 Rekayasa Perangkat Lunak

Disain perangkat lunak sering juga disebut sebagai physical design. Jika
tahapan analisis sistem menekankan pada masalah bisnis (business rule), maka
sebaliknya disain perangkat lunak fokus pada sisi teknis dan implementasi
sebuah perangkat lunak (Whitten et al, 2004).
Output utama dari tahapan disain perangkat lunak adalah spesifikasi
disain. Spesifikasi ini meliputi spesifikasi disain umum yang akan disampaikan
kepada stakeholder sistem dan spesifikasi disain rinci yang akan digunakan pada
tahap implementasi. Spesifikasi disain umum hanya berisi gambaran umum agar
stakeholder sistem mengerti akan seperti apa perangkat lunak yang akan
dibangun. Biasanya diagram USD tentang perangkat lunak yang baru
merupakan point penting dibagian ini. Spesifikasi disain rinci atau kadang
disebut disain arsitektur rinci perangkat lunak diperlukan untuk merancang
sistem sehingga memiliki konstruksi yang baik, proses pengolahan data yang
tepat dan akurat, bernilai, memiliki aspek user friendly dan memiliki dasar-dasar
untuk pengembangan selanjutnya.
Desain arsitektur ini terdiri dari desain database, desain proses, desain
user interface yang mencakup desain input, output form dan report, desain
hardware, software dan jaringan. Desain proses merupakan kelanjutan dari
pemodelan proses yang dilakukan pada tahapan analisis.

2.2.3. Konstruksi
Konstruksi adalah tahapan menerjemahkan hasil disain logis dan fisik ke
dalam kode-kode program computer. Buku ini sebagian besar berisi tentang
bagian ini.

2.2.4. Pengujian
Pengujian sistem melibatkan semua kelompok pengguna yang telah
direncanakan pada tahap sebelumnya. Pengujian tingkat penerimaan terhadap
perangkat lunak akan berakhir ketika dirasa semua kelompok pengguna
menyatakan bisa menerima perangkat lunak tersebut berdasarkan criteria-
kriteria yang telah ditetapkan.

2.2.5. Perawatan dan Konfigurasi
Ketika sebuah perangkat lunak telah dianggap layak untuk dijalankan,
maka tahapan baru menjadi muncul yaitu perawatan perangkat lunak. Ada
beberapa tipe perawatan yang biasa dikenal dalam dunia perangkat lunak seperti
terlihat pada diagram di Gambar 2.12.

Rekayasa Perangkat Lunak 31


Gambar 3.12. Tipe-tipe perawatan.

• Tipe perawatan corrective dilakukan jika terjadi kesalahan atau biasa
dikenal sebagai bugs. Perawatan bisa dilakukan dengan memperbaiki
kode program, menambah bagian yang dirasa perlu atau malah
menghilangkan bagian-bagian tertentu.
• Tipe perawatan routine biasa juga disebut preventive maintenance
dilakukan secara rutin untuk melihat kinerja perangkat lunak ada atau
tidak ada kesalahan.
• Tipe perawatan sistem upgrade dilakukan jika ada perubahan dari
komponen-komponen yang terlibat dalam perangkat lunak tersebut.
Sebagai contoh perubahan platform sistem operasi dari versi lama ke
versi baru menyebabkan perangkat lunak harus diupgrade.

2.3. RINGKASAN
• Model-model rekayasa perangkat lunak pada umumnya mengacu pada
model proses pengembangan sistem yang disebut System
Development Life Cycle (SDLC).
• Model pengembangan perangkat lunak yang sekarang umum digunakan
adalah The Waterfall Model, Prototyping, dan Unified Process (UP).
• Tahapan-tahapan utama dalam rekayasa perangkat lunak meliputi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar